Writingthon: Sebuah Pengkayaan Intelektual yang Sarat Emosi

Writingthon merupakan suatu terobosan baru dalam bidang literasi yang digagas oleh Bitread sebagai tanggung jawabnya dalam “membangun” kembali dunia literasi…
Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain, entah di mana.
– Seno Gumira Ajidarma
Rasanya apa yang diungkapkan oleh Seno tentang menulis memang benar adanya. Melalui tulisan, kita bisa menyapa, berbincang bahkan bertemu dengan seseorang dalam suatu dimensi yang khas. Melalui tulisan juga kita berbicara mengenai pendapat, gagasan, cita-cita, impian, bahkan tentang berbagai rasa yang mungkin tak patut kita ungkap secara fisik. Menulis juga bisa mempersatukan individu-individu asing dalam satu ruang yang sama.
Hal-hal itu mungkin dianggap sebagai hal yang abstrak, hanya sebagai ungkapan puitik atau motivasi agar seseorang mau menulis. Namun, beberapa waktu ke belakang ini, hal abstrak itu, menjelma menjadi realita. Melalui menulis, berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda-beda, baik secara geografis, budaya maupun sosial, dipertemukan dalam satu ruang yang bernama Writingthon.
Writingthon – “Writing Marathon” bukanlah sekedar acara kumpul-kumpul penulis, dengan iming-iming hadiah belaka. Bukan pula ruang baku hantam para penulis dengan ide-ide dengan amunisi kata-kata. Ia adalah suatu ruang di mana para penulis bertukar gagasan, bertukar wawasan dan bertukar kritik. Ia juga merupakan ruang pendewasaan para penulis yang diuji dengan berondongan ilmu-ilmu dan fakta-fakta baru untuk kemudian diolah menjadi suatu realita yang baru dalam berbagai sudut pandang, gaya dan bentuk. Dan tentu saja, disertai dengan ancaman tenggat waktu yang terus memburu.
suasana saat writingthon.
Writingthon merupakan suatu terobosan baru dalam bidang literasi yang digagas oleh Bitread sebagai tanggung jawabnya dalam “membangun” kembali dunia literasi yang akhir-akhir ini sedang “mati suri.” Idenya diadopsi dari Hackathon, suatu ruang di mana para programmer dikumpulkan dalam suatu tempat yang unik. Di sana mereka berkompetisi untuk membuat satu program dengan tantangan dan tenggat waktu tertentu. Writingthon sendiri sudah diselenggarakan sebanyak dua kali. Dan kali ini Bitread kembali menyelenggarakan untuk yang ketiga kalinya dengan tema Writingthon Asian Games 2018.
Bagi para penulis, tentu saja Writingthon yang ketiga ini adalah satu momen yang tidak boleh dilewatkan. Momen di mana kita bisa bertemu dengan para penulis dari berbagai daerah di Indonesia. Momen di mana kita bisa bertukar ilmu, bertukar gagasan dan bertukar pengalaman. Writingthon ini pada dasarnya juga bukan hanya sekedar ruang kompetisi belaka. Tetapi lebih sebagai ruang silahturami, ruang di mana persahabatan dan persaudaraan terjalin secara emosional.
Ruang di mana kita akan belajar untuk merindukan, merindukan literasi, merindukan menulis, dan merindukan orang-orang yang terlibat di sana…
Baca juga pengalaman dari para alumni Writingthon 2; Wahyu Alam dan M. Sholeh
Panji Firman
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya

Suluban Bali, Pantai Nan Biru di Bali

Melakukan perjalanan wisata ke Bali memang rasanya tidak pernah membosankan. Selalu ada hal-hal dan obyek-obyek baru yang meminta untuk dikunjungi. Rasanya keindahan dan kekayaan alam

Read More »