Dekorasi Rococo bersifat ceria, penuh dengan unsur-unsur dekorasi dengan warna-warna yang mencolok sekaligus lembut.
Desain-desainnya menonjolkan aspek asimetris dan banyak menggunakan garis lengkung dengan dominasi unsur emas. karakteristik lain pada dekorasi Rococo adalah motif cangkang kerang.
Setelah membahas sejarah singkat dan asal-usul dari gaya artistik Rococo pada artikel sebelumnya, pada artikel ini, kita akan mencoba menggali lebih dalam tentang Rococo, terutama dari aspek karakteristik dan ciri khas yang ditampilkannya. Pada artikel sebelumnya, sempat dibahas, bahwa Rococo lahir di awal abad ke-18 Masehi, sebagai bentuk perlawanan terhadap gaya artistik Baroque.
Pada masa itu, Baroque mendominasi Eropa dengan gaya-gaya artistik yang kaku dan rigid, penuh keseriusan dengan tema-tema relijius yang sangat kental. Rococo hadir ketika sekelompok seniman dan arsitek berupaya melakukan perubahan-perubahan terhadap gaya seni yang semakin lama terasa semakin usang. Pada praktiknya, mereka menambahkan aspek-aspek visual yang menggelitik, ceria, jenaka serta penuh dengan elemen dekoratif pada karya-karya khas Baroque.
Meskipun demikian di awal perkembangannya, banyak para kritikus seni yang memandang remeh pada warna artistik baru yang dibawa oleh Rococo. Mereka berpendapat bahwa dekorasi Rococo tidak lebih dari sebuah remeh-temeh visual belaka yang hanya menyajikan keindahan artistik secara visual semata.
Gaya Rococo dipandang sebagai sebuah cita rasa yang buruk tanpa ada gagasan dan makna di dalam karya-karyanya. Tidak hanya itu, posisi Rococo pun semakin terpojok, ketika tokoh-tokoh sekaliber François- Marie Arouet atau Voltaire dan arsitek ternama Jacques-François Blondel sepakat berpendapat bahwa periode Rococo adalah masa di mana seni mengalami dekadensi.
Pandangan buruk tentang gaya dekorasi Rococo berlangsung sangat lama, bahkan hingga akhir masa periodenya, sebelum kemudian digantikan oleh gaya artistik baru bernama Neoclassic. Setelah mengalami berbagai pengkajian ulang, baru di pertengahan abad ke-19 Masehi, Rococco akhirnya diakui sebagai gaya artistik seni sekaligus sebagai periode penting di dalam sejarah perkembangan seni di dunia.
Berbeda jauh dengan gaya Baroque, Rococo yang ceria, penuh dengan unsur-unsur dekorasi dengan warna-warna yang mencolok sekaligus lembut. Desain-desainnya menonjolkan aspek asimetris dan banyak menggunakan garis-garis lengkung dengan dominasi unsur-unsur emas. Salah satu karakteristik yang sangat kuat pada seni Rococo adalah bentuk cangkang kerang yang nyaris selalu hadir dalam motif atau pola dekorasinya.
Khusus untuk gaya dekorasi, Rococo sebenarnya tidak sama sekali meninggalkan gaya Baroque sebagai pendahulunya. Gaya ini masih mempertahankan aspek-aspek artistik Baroque, terutama pada dekorasi dan ornamentasi dengan pola-pola yang rumit.
Meskipun demikian, tetap saja ada penambahan di sana-sini, dengan memasukkan unsur-unsur visual yang ringan dan natural dengan dominasi garis-garis organik. Selain Baroque, banyak pendapat yang mengungkapkan bahwa salah satu pengaruh kuat pada gaya artistik Rococo adalah Chinoiserie. Chinoiserie itu sendiri adalah suatu bentuk translasi dan imitasi tehnik-tehnik serta motif gaya Tiongkok oleh para seniman dan desainer Eropa yang berlangsung sekitar abad ke-18 Masehi.
