Gitaris inspiratif dapat diartikan dari banyak sisi. Bisa diartikan inspiratif secara musikalitas, dan bisa juga dilihat dari pengaruh dan kontribusinya terhadap dunia musik dan pola pikir masyarakat.
Tetapi yang pasti, seorang gitaris inspiratif adalah seorang musisi yang telah menginspirasi banyak orang tentang banyak hal melalui permainan gitar sekaligus karya-karyanya. Sangat sulit rasanya memilih dan membahas musisi semacam ini di Indonesia.
Bukan karena kekurangan, tetapi karena begitu banyaknya musisi-musisi Indonesia yang sangat menginspirasi kita selama ini. Meskipun demikian, kita tetap mencoba dan mengerucutkan pilihan kita berdasarkan kontribusi, pengaruh dan cara mereka dalam menginspirasi. Berikut ini kami telah memilih lima dari sekian banyak gitaris-gitaris inspiratif di Indonesia.
Iwan Fals (1961 – )

Siapa tidak kenal dengan Bang Iwan. Musisi yang lahir dengan nama Virgiawan Listianto ini, tidak disangkal merupakan musisi yang paling top saat ini di Indonesia. Sangat sulit juga untuk mengurung Bang Iwan ini berdasarkan sisi teknis musikalitasnya. Statusnya sebagai seniman, otomatis meluruhkan segala macam posisinya di dalam bermusik. Namun karena artikel ini membahas tentang gitaris inspiratif, maka kita akan melihat Bang Iwan ini dari sisinya sebagai seorang gitaris.
Iwan Fals memang tidak banyak menunjukkan skill bermain gitar yang biasa terlihat pada gitaris-gitaris lain. Namun dari caranya memainkan gitar yang ekspresif dan khas. Sangat layak jika Bang Iwan juga dipandang sebagai seorang Guitar Hero-nya Indonesia.
Pada tahun 2002, Iwan Fals digelari sebagai Great Asian Hero oleh Majalah Time. Rasanya gelar ini sangat layak, melihat dari berbagai prestasi dan pengaruhnya di dunia musik dan masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, berapa banyak musisi Indonesia yang tumbuh dan lahir karena pengaruh dan terinspirasi oleh Bang Iwan. Berapa banyak masyarakat Indonesia yang akhirnya memilih untuk berjuang hidup di jalur musik karena beliau, baik itu yang hidup di panggung-panggung megah, media elektronik, hingga jalanan.
Kita juga harus melihat bagaimana musik Balada khasnya mempengaruhi banyak genre musik yang kemudian muncul di Indonesia. Dan pengaruh Iwan Fals nampaknya tidak hanya terbatas pada dunia musik saja. Melalui karya-karyanya yang banyak mengangkat masalah kehidupan sehari-hari hingga persoalan politik bangsa dengan cara yang sederhana ternyata membawa dampak yang begitu besar.
Dari sisi ini, tanpa kita sadari, Iwan Fals juga memberikan penyadaran dan mengajak masyarakat untuk berpikir kritis terhadap segala macam persoalan. Meskipun hari ini tidak banyak isu-isu politik yang menjadi tema-tema pada lagunya, namun sosoknya tetap menjadi inspirasi dan rujukan bagi banyak orang terkait dengan masalah-masalah kebangsaan. Selain aspek musikalitasnya, rasanya hal itulah yang memang menjadi sumbangan terbesar Iwan Fals bagi Indonesia.
Ian Antono (1950 – )

Ian Antono yang terlahir dengan nama Jusuf Antono Djojo adalah seorang living legend di dunia musik Indonesia. Konsistensinya sebagai gitaris God Bless sejak tahun 1974 tidak usah diragukan lagi. Kepiawaiannya sebagai composer dan arranger musik pun diakui oleh berbagai pihak. Sepanjang karirnya, Ian Antono, banyak berkolaborasi dengan berbagai musisi, mulai dari Iwan Fals, Anggun C. Sasmi, Ebiet G. Ade, Gito Rollies dan banyak lagi. Hampir semua lagu-lagu ciptaannya menjadi hits kala itu.
Untuk dunia musik modern Indonesia, Ian Antono pun digelari sebagai gitaris rock pertama di Indonesia. Dengan berbagai kepiawaiannya itu pada tahun 1999, beliau diundang ke even Formula-1 untuk berkolaborasi dengan kelompok gitaris internasional G3 – Joe Satriani, Steve Vai dan John Petrucci. Di kesempatan yang sama pun ia berkesempatan bermain bersama legenda gitaris rock internasional, Jethro Tull.
Banyak sekali prestasi yang ditorehkan oleh Ian Antono di dunia musik Indonesia. Begitu pun dengan sosok sebagai gitaris inspiratif yang mempengaruhi banyak orang. Hentakan-hentakan distorsi dalam bentuk ritmis monoton, serta lonjakan melodi-melodinya yang menyayat seolah mengajak kita untuk bermain musik yang sama dengannya.
Tak heran jika kemudian, para superstar di musik rock Indonesia saat ini adalah “anak-anak” yang dilahirkan dari karya-karya Ian Antono. Slank, /Rif, Gigi, Sheila on 7, Boomerang hanyalah sebagian kecil dari bintang-bintang yang “dilahirkan” oleh Ian Antono. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika ada istilah, tidak akan ada musik rock di Indonesia tanpa kehadiran Ian Antono.
Iwan Abdurrahman (1947 – )

Gitaris inspiratif selanjutnya adalah Ir, Ridwan Armansyah atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Abdurrahman atau Abah Iwan. Sosok ini memang agak jauh dari dunia industri musik Indonesia saat ini. Namun nama Abah Iwan ini cukup populer di periode tahun 80an.
Meskipun generasi sekarang ini tidak banyak mengenalnya, namun bukan berarti nama Abah Iwan ini tidak populer di dunia musik. Dewa Budjana, salah satu Guitar Hero Indonesia, konon sempat mengejar-ngejar ke mana pun Abah Iwan konser. Menurutnya pada saat itu, ia begitu mengidolakan sosok Abah Iwan tersebut. Abah Iwan adalah seniman, pencipta lagu dan penyanyi yang identik dengan musik balada.
Sama seperti Iwan Fals, Abah Iwan kita pandang sebagai gitaris inspiratif karena dari gitarlah, beliau menebar inspirasi-inspirasi bagi banyak orang. Melati Dari Jayagiri, Doa (Bimbo), Burung Camar (Vina Panduwinta) adalah beberapa dari sekian banyak lagu ciptaan Abah Iwan yang sempat menjadi hits pada masanya.
Beberapa penghargaan bergengsi, seperti Anugerah Kebudayaan Republik Indonesia (2009), Satyalencana Wirakarya (2007) dan Kawakami Prize World Song, di Tokyo Jepang untuk lirik lagu Burung Camar (1985). Adalah sedikit dari banyak penghargaan yang diraih Abah Iwan sebagai bentuk apresiasi atas pengabdiannya dalam dunia seni dan kebudayaan.
Kedekatan dan kecintaan Abah Iwan terhadap alam, membawa satu warna tersendiri terhadap karya-karyanya. Lirik-lirik lagu dalam balutan petikan gitar balada klasik seolah-olah merepresentasikan keheningan sekaligus keagungan dari alam itu sendiri. Perenungan dan penghayatannya terhadap alam dan bagaimana beliau merepresentasikan hal itu dalam kesederhanaan, benar-benar memberikan keindahan yang sublim pada karya-karyanya.
Abah Iwan juga dikenal sebagai pencipa hymne Universitas Padjadajaran dan Institut Teknologi Bandung. Melalui hymne ini, dapat kita tebak, bagaimana karya-karya Abah Iwan dapat bertahan mungkin hingga puluhan tahun bahkan lebih. Dan bagaimana melalui hymne ini, ia telah menyebarkan inspirasi bagi generasi-generasi baru yang akan menopang bangsa ini kelak.
Meskipun tidak banyak berada di industri musik, Abah Iwan pun ikut memberikan kontribusi, menebar inspirasi dan berjasa dalam membentuk musik Indonesia dalam bentuk dan cara yang berbeda.
Rhoma Irama (1946 – )

Rhoma Irama yang terlahir dengan nama Raden Haji Oma Irama, dikenal sebagai ikon dangdut Indonesia. Gelarnya sebagai “Raja Dangdut” tidaklah didapat secara cuma-cuma. Bersama Soneta, mereka dikenal sebagai group band dangdut pertama di Indonesia, bahkan di dunia. Rangkaian prestasi tentu saja mengiringi Bang Haji dan salah satunya adalah ketika ia dinobatkan sebagai Southeast Asia Superstar oleh majalah Asianweek.
Tidak terhitung berapa banyak lagu-lagu yang sudah diciptakannya. Termasuk pula berapa banyak penyanyi yang mendaur ulang atau hanya sekedar membawakan lagu-lagunya saja. Dengan membawa pengaruh Western Rock pada musik dangdut melayu, Rhoma Irama, bukan hanya melakukan perubahan, tetapi juga melakukan revolusi pada musik dangdut itu sendiri.
Pada tahun 70an, musik rock memang sedang menjadi primadona. Apa pun di luar musik rock dianggap sebagai musik kampungan. Termasuk juga musik dangdut. Strategi Rhoma Irama bersama Soneta dengan menggabungkan Western Rock pada Dangdut Melayu memang menjadi satu taktik yang ampuh untuk mengangkat musik dangdut ke tingkatan yang lebih tinggi.
Meskipun demikian tetap dibutuhkan perjuangan yang luar biasa untuk mencapainya. Dengan perjuangannya, Rhoma Irama bukan hanya berhasil merevolusi musik dangdut dan posisinya di dunia musik Indonesia. Ia pun berhasil menjadikan dangdut sebagai “miliknya.” Terbukti hari ini, hampir semua lagu dangdut yang baru tercipta, mewarisi notasi-notasi khas Rhoma Irama. Akan tetapi bukan hal itu saja yang menjadikan Rhoma Irama sebagai seorang gitaris inspiratif.
Di sela-sela perjuangannya mengangkat musik dangdut, ia pun berupaya merevolusi pandangan dan perilaku masyarakat ketika itu. Di tahun 70an, konser musik identik dengan mabuk-mabukan dan berbagai perilaku yang kurang etis. Hal ini berlaku bagi para musisi dan penontonnya. Keadaan itu membuat Rhoma Irama resah dan ingin melakukan perubahan. Sebagai seorang muslim, ia ingin mengubah pandangan masyarakat bahwa musik identik dengan kemaksiatan.
Untuk itu, ia memulai dengan mengucapkan salam dalam pembukaan konsernya. Tentu saja usahanya itu menuai berbagai penolakan bahkan hingga ke arah perkelahian. Perjuangannya tidak berhenti di situ saja, Rhoma Irama mulai memasukkan unsur-unsur dakwah di dalam karya-karyanya.
Bertahun-tahun kemudian, apa yang ia upayakan ternyata menuai hasil. Termasuk apa yang bisa kita rasakan hari ini, bagaimana sebuah konser musik, baik dangdut atau pun genre musik lain, dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa ada kekhawatiran terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
Andy Tielman (1936 – 2011)
