Dunia Dalam Lagu Anak-anak

Lagu Anak-anak
“Bintang Kecil dilangit yang biru, amat banyak menghias angkasa..”
“Ambilkan bulan bu, ambilkan bulan bu, yang selalu bersinar dilangit..”
“Pada hari minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa kududuk dimuka..”
“Lihat kebunku penuh dengan bunga, ada yang putih dan ada yang merah..”
“Tik tik tik bunyi hujan dia atas genting airnya turun tidak terkira…”
Siapa yang tidak mengenal sebagian dari lirik-lirik lagu anak di atas. Hampir semua kalangan usia mengenal dan hafal lagu-lagu tersebut. Lagu yang abadi sepanjang masa. Dengan lirik dan aransemen musik yang sederhana khas anak-anak yang bisa dengan mudah diingat oleh semua kalangan. Lagu yang mungkin selalu diajarkan oleh orangtua kita, lagu-lagu klasik yang syarat makna, dengan lirik-lirik yang tentunya mudah diingat oleh anak-anak.
Seorang maestro Indonesia dalam dunia musik anak-anak, Ibu Soed, terlahir dengan nama Saridjah Niung 26 Maret 1908, adalah seorang pemusik, guru, pencipta lagu, penyiar radio, dramawan dan sekaligus seniman batik Indonesia. Tak ada satupun lagu ciptaan beliau yang tidak dikenal di dunia pendidikan Taman Kanak-kanak Indonesia.
Kemahiran Ibu Soed dalam bermusik dapat dilihat dari kepiawaian beliau dalam memainkan alat musik biola. Bahkan beliau pun ikut memainkan biola bersama dengan WR. Supratman mengiringi lagu Indonesia Raya saat dikumandangkan untuk yang pertama kalinya saat Sumpah Pemuda. Tergerak hatinya untuk menciptakan lagu anak-anak, saat beliau menjadi seorang pengajar musik di HIS Petojo, HIS Jalan Kartini, dan HIS Arjuna yang masih menggunakan Bahasa Belanda. Beliau prihatin melihat anak-anak Indonesia yang kurang bergembira saat itu.
Pada akhirnya beliau menciptakan lagu yang membuat anak-anak bergembira dalam Bahasa Indonesia. Sampai dengan tutup usia Ibu Soed sudah menciptakan hampir lebih dari 200 lagu anak, walau hanya sebagian saja yang terselamatkan dan bisa bertahan sampai dengan sekarang. Lagu-lagu Ibu Soed, menurut Pak Kasur, salah seorang rekannya yang juga tokoh pencipta lagu, selalu mempunyai semangat patriotisme yang tinggi. Sebagai contoh, patriotisme terdengar sangat kental dalam lagu Berkibarlah Benderaku.
lagu anak
Pak Kasur
Pak kasur, beliau pun merupakan maestro lain dalam penciptaan lagu-lagu anak. Terlahir dengan nama Soerjono pada 12 Juli 1912 merupakan tokoh pendidikan Indonesia. Kecintaannya terhadap dunia pendidikan dimulai saat beliau menjadi guru di HIS Ardjoena School, kemudian melanjutkan pendidikan di HIK, Bandung.
Barulah setelah Indonesia Merdeka beliau mengasuh acara anak-anak di RRI, dan menciptakan beberapa lagu untuk anak-anak. Bersama dengan istrinya Sandiah atau dikenal dengan nama Ibu Kasur yang juga mumpuni di dunia pendidikan anak-anak, mereka bersama mendirikan Taman Kanak-Kanak (TK) Mini Pak Kasur. Sampai akhir hayatnya beliau sangat mencintai dunia anak-anak, dan telah lebih menciptakan 140 lagu yang masih dapat kita dengar sampai sekarang.
“Abang Tukang Bakso mari mari sini aku mau beli….”
“1 ditambah 1 sama dengan 2, 2 ditambah 2 sama dengan 4…”
“Banyak nyamuk dirumahku, gara-gara kamu malas bersih-bersih…”
“Si lumba-lumba..si lumba-lumba…”
“Aku cinta Rupiah, biar dollar dimana-mana…”
Lain lagi dengan sepenggal bait dari lagu diatas yang sempat popular di era tanun 90an. Dinyanyikan dengan sederhana oleh penyanyi cilik ibu kota dengan penuh kesederhanaan dan kepolosan anak-anak diusianya. Geliat lagu anak-anak di tahun 90an memang semarak, tidak sedikit penyanyi-penyanyi cilik yang meramaikan belantika industri rekaman tanah air. Siapa yang tidak mengenal Puput Melati, Enno Lerian, Bondan Prakoso, dan masih banyak lagi penyanyi cilik yang terkenal di tahun itu.
Era 90an lah yang mengiringi masa kanak-kanak saya, masa dimana saya masih disuguhi banyak keanekaragaman musik yang pas untuk usia saya saat itu. Tumbuh besar dengan lagu-lagu anak mengiringi saya sampai masuk dunia remaja. Bahkan, di era 90an pun lagu klasik seperti Bintang Kecil, Pelangi, Balonku masih bisa kita dengar.
Di akhir era 90an geliat musik anak-anak pun mulai tenggelam, dikarenakan regenerasi penyanyi cilik saat itu terbilang sangat kurang. Atau mungkin juga disebabkan maraknya dunia Sinetron di pertelivisian, yang mulai memakai artis-artis cilik untuk menjadi bintangnya. Dan berakting pun lebih menjadi pilihan saat itu.
Di penghujung tahun 1999, barulah kita dikejutkan dengan kemunculan penyanyi cilik yang menyihir pecinta musik indonesia saat itu. Sherina munaf yang berhasil memberikan sentuhan musik anak-anak dengan lebih elegan. Namun kemunculan Sherina di dunia musik anak-anak seolah menjadi penutup dari kejayaan musik anak pada masa itu. Setelahnya, tak ada lagi lagu anak-anak yang merajai musik Indonesia sampai dengan sekarang.
Ini yang menjadi kekhawatiran saat ini, dunia anak dalam lagu pun tak ada lagi. Bahkan mulai terlupakan oleh sebagian orang. Entah tak ada lagi atau bagaimana, Indonesia seperti kehilangan bakat-bakat pencipta lagu untuk anak yang handal seperti Ibu Soed dan Pak Kasur, yang penuh dedikasi terhadap dunia anak-anak. Yang selalu memberikan dunia kepada anak-anak Indonesia dalam alunan musik dan lagu. Anak-anak Indonesia sekarang hanya disuguhkan oleh lagu-lagu dewasa dengan segala visual dalam setiap video-video klipnya.
Tak ada yang memperdulikan itu semua, acara-acara musik di televisi masih dengan lenggangnya menanyangkan acaranya. Berlomba-lomba antara stasiun televisi yang satu dengan yang lain untuk meraih rating nomor satu. Tapi tidak ada persaingan antara stasiun-stasiun televisi itu memberikan tayangan musik yang berkualitas untuk anak-anak, benar-benar musik anak-anak yang memberikan contoh kepada anak-anak Indonesia tentang musik apa yang seharusnya mereka dengar dan mereka nyanyikan di usianya.
Walaupun ada beberapa acara anak-anak untuk pencarian bakat dan sebagainya dalam dunia tarik suara, tetap saja anak-anak yang ikut serta dalam ajang tersebut tidak menyanyikan lagu anak-anak. Mereka tetap saja menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Siapa yang salah dalam hal ini? Mungkin tidak ada yang salah dalam hal ini, hanya kurangnya rasa kepedulian dari semua kalangan yang menganggap ini hanya masalah sepele. Padahal tidak sama sekali, musik dalam dunia anak-anak sangat berpengaruh akan kejiwaan dan mental dari anak-anak itu sendiri. Musik memberikan stimulasi pada perkembangan otak anak-anak yang sedang dalam masa aktif pertumbuhannya.
Mungkin terlalu berlebihan, jika menganggap bahwa apabila kita sebagai orang dewasa tidak perduli dan membiarkan anak-anak mendengarkan atau menyanyikan lagu-lagu orang dewasa dimasa kanak-kanaknya, merupakan suatu bentuk kekerasan terhadap anak-anak. Tapi jadikan anggapan itu sebagai anggapan positif, agar kita bisa lebih perduli pada perkembangan anak-anak Indonesia melalui musik dan lagu yang mereka dengarkan. Kenalkan anak-anak Indonesia kepada musik dan lagu-lagu  yang pantas mereka dengar dan nyanyikan. Berikan mereka dunia anak-anak sesungguhnya. Karena lagu-lagu yang sederhana memberikan daya imajinatif dan kreatif anak-anak untuk bisa lebih peka dengan apa yang mereka dengar. Banyak tanya dalam lagu anak-anak, dan biarkan anak-anak pula yang menjawab dari tanya dalam lagu dan musik yang mereka dengarkan.
Mari berikan dunia kepada anak-anak Indonesia dalam lagu dan musik untuk mereka semua. Ingat bahwa anak-anak merupakan generasi penerus bangsa dan tanah air Indonesia.
Salam
-Nia-
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya