Keris, Sejarah dan Konfliknya

keris
Keris atau kris memegang peranan penting sebagai warisan budaya bangsa. Pusaka unik yang dibuat dari kurang lebih 700 lapisan besi, ditempa sedemikian rupa sehingga menciptakan sebilah pisau dengan lekuk atau luk dan terpampang ukiran ukiran unik yang di sebut pamor. Kurang lebih telah diketahui sekitar 33 pamor keris dengan nama-nama antara lain Wos Wutan, Ngulit Semangka, Udan Mas dan Tambal.
Pamor Wos Wutan adalah Pamor yang paling banyak dijumpai, bentuknya tidak teratur tetapi tetap indah dan umumnya tersebar dipermukaan bilah. Pamor Ngulit Semangka berbentuk sepintas seperti kulit semangka. Udan Mas bentuknya merupakan pusaran atau gelang-gelang berlapis, paling sedikit ada tiga lapisan. Letaknya ada yang beraturan dan ada yang berserakan. Tambal mirip goresan kuas pada sebuah lukisan.
Bagian keris lainnya antara lain sarung keris, yang kadang menunjukan derajat pemegangnya, Tangguh keris, biasanya pada tangguh keris dapat diketahui dimana pembuatannya beserta tahun atau era nya.keris sejarah
Kedudukan keris sebagai pusaka Indonesia telah diakui Internasional melalui UNESCO yang mengatakan bahwa “ The Indonesian kris received this distinction in 2005”. Keris juga merupakan bukti bisu sejarah Indonesia yang mempunyai hubungan erat dalam mewarnai gejolak sejarah di Indonesia. Mungkin semua dari kalian yang menyempatkan diri untuk tidak membuka facebook atau twitter namun malah membaca artikel ini (ajaib memang..mau maunya kalian baca matakita..) sering mendengar tentang keris Mpu Gandring dan kutukannya dari si mpu terhadap tujuh turunan ken arok karena telah membunuh si Mpunya atau pembuat keris tersebut, atau tentang sejarah perebutan tahta Demak antara Pajang dan Jipang. Joko Tingkir sebagai adipati pajang dan Arya panangsang Sebagai adipati Jipang, dimana diceritakan dalam berbagai sumber sejarah dan babad. Arya Panangsang mempunyai sebilah keris sakti yang bernama kyai setan kober.
Keris tersebut amat sakti saat digunakan oleh arya panangsang yang menaiki gagak rimang kuda kesayangannya. Dibutuhkan usaha dan strategi licik untuk menjatuhkan arya panagsang. Pada akhirnya arya panangsang meninggal setelah diserang beramai ramai oleh pasukan pajang, ki panjawi, ki ageng pamanahan, dan Sutawijaya atau Panembahan Senopati. Perut arya panangsang robek oleh tombak kyai Plered. Tombak tersebut masih di simpan di kraton Yogyakarta. Belum lagi sejarah terciptanya keris Nogososro pada saat terjadi pemberontakan di Blambangan, atau peristiwa hukuman mati Syekh Siti Djenar oleh Sunan bonang dengan keris Kantanaga. Dan ada satu momen yang teringat oleh saya, yang selalu saya lihat dalam gambaran seorang panglima gagah berani yang keluar masuk hutan untuk mengusir penjajah, dengan keris terselip di pinggangnya, Panglima besar Jenderal Soedirman.
Keris adalah cerminan sejarah, bercerita dengan semangat melalui luk nya dan bernarasi dengan unik di setiap Pamornya.
Namun ada sudut nilai dari keris itu sendiri yang mempunyai nilai tidak kalah besar atau mungkin malah lebih besar oleh nilai sejarahnya, yaitu nilai mistis. Nilai mistis dari keris yang di percaya bertuah dan disusupi oleh makhluk halus sejenis khodam penjaga. Kita sebagai orang Indonesia tentu sudah sangat akrab dengan hal ini, bahwa suatu keris mempunyai nilai mistis yang klenik. Sehingga tidak sembarangan orang dapat memilikinya, di penuhi dengan ritual ritual upacara tertentu dengan syarat tertentu pula. Ritual tersebut disertai dengan sinden sinden jawa yang bersuara mistis dan perempuan yang menari dengan gemulai namun misterius dan kadang terjadi kesurupan kesurupan yang membuat suasana menjadi semakin horror.
Dan di setiap pamor sebilah keris, diyakini mempunyai petuah berbeda beda bagi pemegangnya. Sebagai contoh pamor Wus Wutan dimana Pamor ini berkhasiat baik untuk ketentraman dan keselamatan pemiliknya, bisa digunakan untuk mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang sekelilingnya. Pamor ini dikatakan bukanlah Pamor pemilih, sehingga bisa dimiliki oleh sembarang orang.
Lain lagi dengan pamor Tambal, yang mempunyai Tuahnya biasanya menambah kewibawaan dan menunjang karier seseorang. Menurut istilah Jawa bisa menjunjung derajat. Pamor ini dikatakan merupakan pamor Pemilih dan tidak semua orang cocok.
Begitu pula dengan pamor-pamor lainnya, semua mempunyai petuahnya masing masing. Selain petuah, seringkali kita dengar juga cerita cerita mistis yang berkaitan dengan keris, yang membuat berbagai jenis bulu merinding. Umumnya cerita tersebut menyebar dari mulut ke mulut, atau melalui media massa dan para sutradara juga mempunyai tanggung jawab dalam memperkuat nilai mistik keris melalui film filmnya, terutama yang bertema horror.
Dua nilai dari senjata pusaka bangsa kita itu sangat kental dengan nilai mistik dan nilai sejarah. Namun nilai mana yang lebih dominan ditangkap oleh mayoritas masyarakat Indonesia? Saya mencoba bertanya kepada 11 orang yang 7 diantara mereka adalah mahasiswa. Umumnya mereka menjawab bahwa keris berkaitan erat dengan jawa dan nilai mistis. Lalu cerita cerita seram mulai keluar perlahan dair mulut mereka. 10 dari 11 orang menjawab seperti itu, kecuali saat saya duduk di bangku Mcd, Ronald Mcdonald diam saja. Tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dan menurut saya itu jawaban yang lebih baik dibanding 10 koresponden lainnya.
Nilai mistik dan Nilai sejarah di dalam benda Pusaka atau Tosan aji, seperti dua buah gambar dalam sebuah mata uang, semakin dalam kita melihat sisi mistis dari keris, maka semakin takut kita untuk mengenal, memiliki dan melestarikan keris sebagai salah satu pusaka kebanggaan bangsa. Namun apabila kita mencoba untuk melihat lebih dalam dari sisi sejarah terciptanya keris, maka kita akan selalu memiliki kemauan untuk mengetahui lebih jauh senjata pamungkas yang di pakai oleh nenek moyang kita, dan melestarikannya melalui berbagai macam hal, Dibanding harus ketakutan saat memegang sebilah keris atau mengoleksinya.
Proyeksi sejarah dari sebilah keris sangat besar, memicu semangat kita untuk belajar memahami sejarah bangsa kita, karena apabila kita ingin memberitahu kepada semua orang di seluruh dunia betapa berharganya tanah yang sedang kita pijak sekarang ini, kita harus belajar untuk mengenal seberapa berharganya nusantara ini dan seberapa besar penghargaan yang dapat kita beri kepada nusantara. Dan berusaha untuk mengimbangi antara ketakutan dan keinginan untuk melestarikan sebilah keris dapat menjadi sebuah langkah yang besar, untuk memberitahu mereka di luar sana bahwa kita bangga menjadi orang Indonesia.
Oleh: Amri
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya