Sebagai salah satu periode penting dalam sejarah seni dunia, Baroque dinilai memiliki kualitas-kualitas estetis khas yang cukup mewarnai kebudayaan sepanjang abad ke-17 Masehi.
Jika dilihat secara periodik waktu, maka Baroque muncul untuk menggantikan gaya Mannerisme yang cukup mendominasi kala itu. Kualitas-kualitas Baroque yang bersifat dramatis, teatrikal dan lugas menggantikan sifat-sifat gaya Mannerisme yang cenderung distortif, jenaka serta irasional.
Kemunculan aspek-aspek visual baru yang kelak disebut sebagai gaya Baroque tentu saja memiliki alasan tersendiri, meskipun cukup sulit untuk mengidentifikasi apa alasan sebenarnya. Meskipun demikian, tampaknya asumsi tentang kejenuhan akan dominasi gaya Mannerisme dalam waktu yang cukup lama, menjadi alasan terkuat lahirnya gaya Baroque ini.
Pada perkembangannya di kemudian hari, Baroque menjadi sangat penting dan bahkan melampaui popularitas periode sebelumnya. Alih-alih memandang Mannerisme sebagai periode seni yang penting, mayoritas kritikus seni lebih memilih untuk melabeli Mannerisme sebagai periode Pra-Baroque.
Segala sesuatu selalu dimulai dengan simptom atau gejala awal sebelum akhirnya dapat diindentifikasi. Begitu pula dengan Baroque, sebelum akhirnya “dinobatkan” sebagai salah satu periode penting dalam seni, Baroque pun pada awalnya diawali dengan kemunculan gejala-gejala estetik yang cukup berbeda dengan warna mayoritas ketika itu.
Gejala-gejala ini dapat dilihat dari karya-karya lukisan Annibale Carracci. Karya-karya Caracci memang agak menyimpang ketika itu, kecenderungannya pada gestur-gestur heroik sangatlah menonjol. Dari sudut pandang tertentu, karya-karya lukisan Carracci membawa pada nuansa Renaissance khususnya pada karakteristik visual yang sering terlihat pada karya-karya oleh Michaelangelo.
Kecenderungan visual yang dibawa oleh Caracci ini ternyata memberikan inspirasi bagi beberapa pelukis, diantaranya, Michaelangelo Merisi de Caravaggio, Antonio Allegri da Coreggio dan Federico Barocci. Kelak di kemudian hari, karya-karya para pelukis tersebut digolongkan sebagai bentuk Proto-Baroque atau bentuk awal Baroque.
Salah satu hal menonjol dari gaya Baroque adalah dalam aspek penggambaran manusia. Pada gaya ini, sosok manusia ditampilkan dalam bentuk terbaiknya. Persis seperti kecenderungan pada masa Yunani kuno. Gestur-gestur yang digunakan oleh para seniman Baroque pun jauh lebih beragam jika dibandingkan dengan gaya Mannerisme.
Meskipun demikian, ada satu aspek atau tehnik khusus yang selalu digunakan oleh para seniman Baroque, yaitu contrapposto atau counterpose. Aspek ini merupakan tehnik kunci untuk menampilkan manusia dalam bentuk terbaiknya. Dengan menggunakan tehnik counterpose ini, manusia ditampilkan dengan lebih dinamis, rileks atau santai, sekaligus memberikan gestur yang berkesan puitis dan dramatis. Secara praktik, counterpose ini menampilkan tegangan antara arah baru dan pinggul yang saling bertolak belakang.
Menurut pendapat Heinrich Wölfflin, seorang sejarawan seni berkebangsaan Swiss, selain counterpose, karakteristik lain yang cukup penting pada gaya Baroque adalah persoalan komposisi. Di mana menurutnya bentuk-bentuk oval mulai digunakan untuk menggantikan bentuk-bentuk lingkaran sebagai pusat komposisi.
Selain itu, kecenderungan untuk membuat komposisi yang terpusat atau sentralisasi pun menjadi lebih penting dibanding dengan aspek keseimbangan pada sebuah komposisi visual. Pada bidang seni lukis, keragaman warna serta aspek artistik lukisan dianggap lebih penting dibandingkan dengan konten dari lukisan itu sendiri.
Sebagai periode seni yang cukup penting dan berdampak sangat luas, seni Baroque memang bertahan cukup lama, namun seperti halnya periode seni lainnya, Baroque pun harus mundur untuk beralih kekuasaan pada gaya Rococco. Meskipun demikian, tidak semerta-merta Baroque menghilang begitu saja. Aspek-aspek seni Baroque masih terus bertahan, terutama pada arsitektur dan seni dekoratif. Hal ini berlangsung cukup lama, hingga akhirnya digantikan secara total oleh kemunculan aliran atau gaya artistik Neo Classicisme di akhir abad ke-18 Masehi.
Sumber:
- “Encyclopædia Britannica: Western painting”. Britannica.com. Retrieved 20 April 2013.
- The Columbia Encyclopedia, 6th ed. 2011
- Boardman, John ed., The Oxford History of Classical Art, 1993, OUP, ISBN 0-19-814386-9
- www.wikipedia.org