“Alam terkembang jadi guru,” itulah kredo dari nenek moyang kita yang konservatif. Alam selalu menjadi sahabat bahkan guru bagi para pendahulu kita. Setiap pelajaran dan perenungan yang didapat dari alam, kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal inilah yang kemudian berkembang menjadi apa yang kita kenal dengan kebudayaan, di mana hal ini meliputi cara hidup baik secara bermasyarakat atau personal, dan termasuk juga berkesenian. Bangsa kita merupakan salah satu bangsa dengan budaya yang sangat kaya. Hingga hari ini, sebagian besar warisan budaya leluhur kita pun masih dapat kita nikmati. Untuk hal ini, tentu saja kita harus berterimakasih pada mereka yang masih terus-menerus mempraktikan dan menjalankan tradisi budaya itu.
Salah satu daerah di Nusantara yang masih kental dengan kearifan lokalnya adalah pulau Bali. Bahkan dalam beberapa hal, daerah inilah yang berperan sebagai ujung tombak promosi Indonesia kita di mata dunia. Melalui Bali, dunia dapat melihat betapa kaya dan indahnya bangsa kita ini. Keindahan pulau Bali memang sudah sangat terkenal di dunia, dan hal ini tentu saja tidak terlepas dari peranan daerah-daerah di dalamnya. Salah satu yang cukup berperan penting adalah desa seni Batu Bulan.
Desa ini berjarak kurang lebih 10 km dari kota Denpasar dan merupakan daerah perbatasan dengan kabupaten Gianyar. Batubulan terkenal sebagai salah satu penghasil karya seni patung. Di sana anda akan melihat barisan patung-patung dalam berbagai ukuran yang menghiasi kanan-kiri jalan. Patung-patung yang dihasilkan dari desa ini memang sudah dikenal dunia, terutama karena tema orientalisnya serta tingkat kerapihan dan detail yang luar biasa. Hampir semua patung yang dibuat di desa ini masih menggunakan ilmu dan teknologi konvensional yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Bahan-bahan yang digunakan pun cukup berbeda, karena mereka lebih banyak menggunakan batu ‘paras’ yang merupakan endapan sisa-sisa dari letusan gunung berapi. Hal ini pula yang menjadi salah satu kelebihan desa Batubulan. Patung-patung yang dibuat di sini biasanya diperuntukkan untuk beberapa tujuan, misalnya kepentingan religius dan adat, elemen estetik interior rumah atau hotel ataupun souvenir pariwisata.
Selain dikenal sebagai penghasil karya-karya patung yang luar biasa, desa seni Batubulan pun dikenal sebagai tempat belanja souvenir pariwisata. Mulai dari kerajinan perak, hingga kain ada di daerah ini. Di samping itu, Batubulan pun terkenal dengan pertunjukkan Tari Barong, Kecak dan Legong yang biasa dipentaskan di Pura Puseh di banjar Denjalan dan Tagehe. Khusus untuk kesenian tradsional ini, Batubulan ternyata memiliki sejarah yang panjang. Dua dari tarian tradisional Bali lahir di desa ini, Kecak Bojog di tahun 1928 dan Denjalan Barong di tahun 1970. Tari Kecak Bojog merupakan tarian yang diciptakan oleh Walter Spies untuk kepentingan produksi film ‘The Isle of Demon’ karya sutradara asal Jerman, Baron Von Plessen di tahun 1931. Dan sejak tahun 1936, desa ini sudah menjadi destinasi utama untuk pertunjukkan tarian tradisional. Tarian-tarian tersebut dapat dinikmati setiap hari, kecuali pada saat Hari Raya Nyepi. Setiap harinya, Tari Barong mulai dipentaskan pukul 09.30 Wita dan Tari Kecak mulai pukul 18.30 Wita.
Anda mungkin pernah mendengar tentang istilah Victorian style, atau bahkan pernah melihatnya? Desain Victorian sebenarnya sangat populer di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Tanpa kita