Art Déco, Pablo Picasso dan Warisannya di Kota Bandung

contoh bangunan art deco

Seharusnya semangat perubahan dan kreatifitas itu tidak hanya menjadi slogan saja, tetapi juga menjadi identitas dan esensi kota Bandung.

Louis Vauxcelles adalah tokoh yang dapat dikatakan sebagai pihak yang berjasa besar hingga hari ini kita bisa mengenal istilah Kubisme. Satu istilah yang menaungi berbagai kompleksitas, keliaran, kenakalan sekaligus kecerdasan pandangan Pablo Picasso dan George Braque terhadap realitas dan seni.
Istilah Kubisme tercetus ketika Vauxcelles melihat pameran karya-karya Braque di Paris pada tahun 1908. Terhadap karya-karya itu, Vauxcelles menggambarkannya sebagai suatu peniadaan terhadap segala sesuatu yang hanya mengarah pada garis-garis geometrik, ke arah bentuk kubus – cubes.
art déco Bandung
Glass on a Table 1909-10 Georges Braque 1882-1963 Bequeathed by Sir Antony Hornby through the Friends of the Tate Gallery 1988 http://www.tate.org.uk/art/work/T05028
Pandangan Picasso tentang Kubisme dianggap sebagai pendekatan yang revolusioner, setidaknya pada masa itu. Pemikiran dan pendekatan meraka terhadap realitas benar-benar menantang tradisi seni rupa yang telah bertahan berabad-abad sejak masa Renaissance. Picasso menawarkan alternatif lain dalam memandang realitas dan obyek.
Pandangan itu mengajak kita untuk bisa mengenali suatu obyek, bukan hanya dari apa yang tampak oleh mata kita, tetapi melalui identitas dan esensi dari obyek itu, yang mungkin tidak kita lihat dan sadari. Misalnya untuk menggambar wajah seseorang, kita tidak harus menampilkan keseluruhan wajah itu secara sempurna dan tepat.
Dengan pendekatan dan sudut pandang yang lain, kita hanya perlu meletakkan bagian-bagian identitas dan esensial dari wajah seseorang itu, baik dalam bentuk yang deformatif atau dalam bentuk lain. Dan itu lebih dari cukup agar wajah itu dikenali dengan baik.
art déco Bandung
Bowl of Fruit, Violin and Bottle 1914 Pablo Picasso 1881-1973 Lent by the National Gallery 1997 http://www.tate.org.uk/art/work/L01895
Cara pandang dan pemikiran Picasso melalui Kubisme ini bisa dilihat dari berbagai dimensi, secara teknis, secara teoritis dan bahkan bisa dilihat dari sisi spirit atau semangatnya yang menawarkan perubahan dan kreatifitas.
Begitu pun ketika kita melihat pengaruhnya pada Art Déco. Kita bisa melihat pengaruhnya pada sisi adaptasi dan modifikasi struktur visualnya, tetapi kita juga bisa melihat dari semangat yang diberikan Kubisme pada Art Déco. Di mana kemudian, Art Déco pun menawarkan semangat perubahan dari gaya seni sebelumnya dengan cara yang kreatif.
Seperti halnya Kubisme dan Art Déco yang memiliki semangat perubahan yang sama. Jika kita melihat kembali ke kota Bandung, dari sudut pandang yang berbeda, bukankah kota yang disebut pewaris Art Déco ini pun seharusnya memiliki semangat yang sama? Semangat tentang perubahan dan kreatifitas.
Semangat yang ditawarkan oleh Picasso melalui Kubisme-nya. Mungkin semangat itu, memang ada di kota Bandung. Semangat yang membuat kota ini tak henti-hentinya dikunjungi. Ya mungkin saja ada. Tetapi jika memang benar ada pun, seharusnya semangat perubahan dan kreatifitas itu tidak hanya menjadi slogan saja, tetapi juga menjadi identitas dan esensi yang selalu mewarnai segala macam aktivitas keseharian kota Bandung.

Sumber:

www.wikipedia.org
www.tate.org.uk
www.theartstory.org
www.lan-paris.com
www.archdaily.com
www.destinasibandung.co.id
www.pablopicasso.org
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya