Shabby Chic, Trend Desain yang Bangkit Kembali

contoh pola gaya shabbychic

Desain di Indonesia, sedang mengalami suatu demam trend Shabby Chic. Meksipun demikian, gaya desain ini sebenarnya bukanlah hal yang baru.

Di awal tahun 2000-an, sebelum istilah Shabby Chic banyak dikenal seperti sekarang ini. Sebenarnya banyak kedai dan tempat nongkrong di kota-kota seperti Jogja, Bandung dan Ubud yang mengusung gaya ini. Desain Shabby Chic banyak digunakan sebagai kemasan interiornya ruangannya. Namun nampaknya baru sekarang inilah gaya Shabby Chic dikenal luas dan mendapatkan tempat di pasar Indonesia.
Shabby Chic itu sendiri merupakan salah satu gaya yang lebih banyak diasosiasikan dengan desain interior. Meskipun, gaya ini sama sekali tidak tertutup bagi jenis-jenis desain yang lainnya. Gaya Shabby Chic sebenarnya mudah sekali untuk dikenali. Gaya ini secara khusus menampilkan produk-produk yang khas. Baik itu berbentuk furnitur ataupun elemen dekorasi dalam nuansa vintage dan antik.
Gaya Shabby Chic dapat dikenali dari tampilannya yang usang. Di mana hal itu adalah karakter dari gaya desain tersebut. Karakter itu, biasanya dapat dilihat dari lapisan cat yang bertumpuk-tumpuk. Dan efek kusam karena termakan usia. Selain itu, karakter warna pada gaya Shabby Chic biasanya cenderung lembut. Dengan menggunakan warna pastel yang memudar atau warna tanah. Shabby Chic juga dikenali dari penggunaan pola bunga dan tumbuhan – floral yang cantik.
floral motif on shabby chic
Salah satu motif floral yang dominan pada gaya artistik Shabby Chic
Selain dari tampilan, warna dan pola, gaya Shabby Chic pun dapat dikenali dari material produk yang digunakan. Umumnya gaya ini banyak menggunakan kayu sebagai material utama untuk produk-produk yang berbentuk furnitur dan elemen dekoratif. Untuk elemen dekorasi yang menggunakan bahan tekstil, gaya Shabby Chic lebih banyak memakai bahan-bahan katun dan linen. Sesuai dengan karakter Shabby Chic, maka material-material yang digunakan pun harus diperlakukan sedemkian rupa hingga akhirnya menampilkan nuansa vintage dan antik yang khas.
Sebagai sebuah gaya dalam desain, Shabby Chic tentu saja tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh gaya-gaya lainnya. Faux Painting, Rococo, Mediterranian dan nuansa pedesaan Perancis adalah beberapa gaya yang sangat kuat mempengaruhi Shabby Chic. Selain menawarkan estetika yang khas, Shabby Chic juga menawarkan kesan atau impresi yang dapat dinikmati oleh para penggunanya.
Kelembutan ketenangan dan romatisme ala suasana khas pedesaan adalah impresi yang ditawarkan oleh gaya ini. Seringkali, Shabby Chic dikaitkan dengan nuansa feminim, namun ternyata gaya ini pun dapat menampilkan kesan-kesan yang maskulin.
Shabby Chic dengan kesan maskulin lebih banyak menggunakan material-material yang kasar – Rustic dan bertekstur, misalnya kayu yang belum diolah, denim, burlap – bahan goni atau jute, sailcloth – bahan kanvas kasar serta homespun – kain tenunan. Selain itu, pemilihan warna yang lebih tebal dan kaya juga dapat memperkuat kesan maskulin pada gaya Shabby Chic.
shabby chic furniture
Furnitur dengan nuansa gaya Shabby Chic sumber: www.google.com
Di samping untuk memberikan kesan maskulin, pemilihan kelompok warna yang berbeda pun dapat mengarahkan pada gaya-gaya lain di dalam Shabby Chic. Misalnya kombinasi warna putih, pink dan peach akan membawa kita pada nuansa gaya Cottage Chic.
Sementara kombinasi warna putih, biru langit dan turqouise atau tosca akan memberikan kesan luas dan terang atau lebih dikenal dengan Beach Cottage Chic Style. Kemudian jika pilihan jatuh pada kombinasi warna-warna bumi atau tanah, maka impresi yang muncul adalah kehangatan dan kedekatan, atau disebut dengan French Country Style. Lain lagi halnya dengan kombinasi warna putih, krem dan cokelat muda, hal ini akan membawa kita pada Gustavian Style yang menawarkan kesan, teduh, dingin dan klasik.
Jika dilihat berdasarkan sisi sejarahnya, munculnya gaya Shabby Chic diawali oleh munculnya gelombang baru gaya dekorasi di Inggris pada akhir tahun 70an yang banyak mengeksplorasi cat pada berbagai material dan efek yang dihasilkannya. Selain itu gaya baru ini pun menawarkan karakter-karakter yang khas dari proses daur ulang barang-barang bekas. Dalam beberapa pandangan, gaya baru dekorasi ini dianggap sebagai suatu penolakan dan perlawanan terhadap popularitas gaya dekorasi Victorian yang dianggap mahal dan terlalu mewah pada saat itu.
Istilah Shabby Chic sendiri muncul dari seorang desainer Inggris dalam wawancaranya dengan majalah Amerika “The World of Interiors” sekitar awal tahun 80an. Beberapa tahun kemudian, istilah Shabby Chic digunakan kembali oleh Rachel Ashwell, sebagai istilah yang dapat menggambarkan gayanya. Sejak saat itu, Shabby Chic mulai dikenal luas di Amerika, khususnya di pesisir barat, dan gaya Shabby Chic sendiri menjadi trademark Rachel Ashwell sejak saat itu.

Sumber:

“Shabby Chic Decorating”. Source. Retrieved 25 December 2014.
Jan Burch, How to Mix Shabby Chic & Rustic. SFGate, undated article in Home Guides.
www.wikipedia.org
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya