Tehnik dekor Faux Painting dapat menjadi pilihan bagi mereka yang memang menginginkan dekor rumah dengan bentuk unik dan tahan lama.
Setelah membahas Faux Painting pada artikel sebelumnya , di kemudian hari, tehnik melukis dinding ini berkembang menjadi salah satu praktik finishing cat dekoratif pada dinding. Tentu saja sesuai dengan akar sejarahnya, finishing dekoratif di sini lebih banyak berupaya untuk menghadirkan tiruan-tiruan tampilan material-material alami, seperti batu alam; marmer dan batu alam, serta serat-serat kayu yang khas.
Awalnya, tehnik Faux Painting ini dilakukan untuk meniru karakter khas material alami dengan cara melukis, namun hari ini, tehnik ini berkembang sebagai tehnik finishing yang bukan hanya untuk dinding tetapi juga untuk furniture. Cara menirukannya pun berkembang, bukan hanya bisa dilukis, tehnik Faux Painting juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan lapisan-lapisan plitur yang bertekstur khas pada media yang kita inginkan.
Meskipun hari ini wallpaper sedang menunjukkan tingkat popularitas yang cukup tinggi, namun Faux Painting dapat menjadi pilihan bagi mereka yang memang menginginkan bentuk-bentuk dekoratif yang unik dan tahan lama.
Pada masa-masa sekarang ini, umumnya Faux Painting dapat dilakukan dengan dua tehnik; Pertama adalah Tehnik Lapisan. Tehnik ini dilakukan dengan membuat lapisan-lapisan cat yang tipis pada dinding. Cat dapat diaplikasikan dengan menggunakan kuas, roller atau spons laut. Setiap medianya memberikan karakter yang berbeda pada dinding. Kelebihan tehnik ini adalah tekstur yang halus pada dinding.
Sedangkan tehnik yang kedua adalah Tehnik Plesteran menggunakan plesteran semen atau gypsum atau compound yang dicampur terlebih dahulu oleh pigmen warna atau cat. Biasanya, warna-warna yang dicampur adalah warna-warna tanah yang bernuansa organik.
Plesteran yang sudah dicampur dengan warna tadi kemudian diaplikasikan dengan sendok semen, kape – alat pengikis atau pisau pallete – pallete knife atau dikenal juga dengan painting knife. Hasil akhir dari tehnik ini dapat sangat bertekstur, tetapi dapat juga dibuat sangat halus, dengan aplikasi amplas atau kertas pasir di akhir proses finishing.
Faux Painting atau yang sekarang ini lebih dikenal sebagai Faux Finishing memiliki beberapa jenis finishing yang sangat umum dilakukan antara lain:
Marbleizing – marmer tiruan. Finishing ini dapat digunakan untuk membuat dinding dan furnitur tampak seperti batu marmer atau batu pualam. Tehnik ini dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik lapisan atau tehnik plesteran.
![Fresco Finishing, salah satu tehnik dalam faux painting](https://nokenstudio.com/wp-content/uploads/2018/11/fix-3-4-300x208.jpg)
Fresco adalah tehnik sederhana yang menggunakan capuran pigmen warna dengan campuran semen, gypsum atau compound untuk menambahkan efek warna yang berdimensi dengan tekstur yang halus pada dinding yang rata.
![wood graining](https://nokenstudio.com/wp-content/uploads/2018/11/fix-4-4-300x208.jpg)
Graining atau banyak dikenal sebagai tehnik graining kayu. Tehnik ini khusus digunakan untuk meniru serat-serat pada jenis-jenis kayu yang langka, seperti jati, pinus dan lain sebagainya.
![Trompe L'oeil Murals finishing](https://nokenstudio.com/wp-content/uploads/2018/11/fix-1-6-300x208.jpg)
Trompe L’oeil Murals adalah tehnik melukis naturalis yang sering kita sebut dengan kata “mural” atau melukis di dinding. Tehnik yang juga dikenal dengan sebutan “Fool the Eye” ini digunakan untuk membuat detail pada arsitektur sehingga bangunan tampak dimensional.
![venetian plaster](https://nokenstudio.com/wp-content/uploads/2018/11/fix-8-300x208.jpg)
Venetian Plaster adalah tehnik plesteran yang sangat halus, hingga dinding tampak sangat berkilau ketika tersentuh oleh cahaya. Tehnik ini termasuk sangat tradisional. Pada aplikasi yang otentik, tehnik ini menggunakan serbuk batu pualam atau batu gamping sebagai material utamanya.
![color wash](https://nokenstudio.com/wp-content/uploads/2018/11/fix-2-8-300x208.jpg)
Color Wash adalah tehnik finishing yang bersifat sangat bebas. Tehnik ini dilakukan dengan membuat variasi atau bisa juga gradasi dari beragam warna dengan sangat halus. Tehnik ini dapat dilakukan dengan menggunakan banyak lapisan warna yang dicampur bersamaan dengan kuas.
![Tehnik Strié Finishing salah satu tehnik Faux Painting](https://nokenstudio.com/wp-content/uploads/2018/11/fix-7-300x208.jpg)
Strié yang bermakna garis atau stripe adalah tehnik finishing yang menampilkan kombinasi garis-garis tipis dan lembut. Tehnik ini umumnya dilakukan untuk meniru material-material tekstil, seperti linen atau denim. Tehnik ini dapat dilakukan dengan membuat garis-garis tipis menggunakan kuas.
![Rag painting finishing, salah satu tehnik dalam faux painting](https://nokenstudio.com/wp-content/uploads/2018/11/fix-5-300x208.jpg)
Rag Painting adalah tehnik mengecat dengan kain, umumnya dilakukan dengan kain perca. Tehnik ini dilakukan dengan mengaplilkasikan cat dengan kain yang dipilin sehingga menghasilkan suatu bentuk pola atau motif yang bertekstur.
![Sponge finish](https://nokenstudio.com/wp-content/uploads/2018/11/fix-6-300x208.jpg)
Spongging adalah tehnik finishing dengan menggunakan spons laut untuk membuat lapisan-lapisan warna dengan variasi bentuk untuk mencapai desain motif yang beragam pula, mulai dari yang paling sederhana hingga yang kompleks sekalipun.
Sumber:
Shekhar, R.K.C. (2005) Academic Dictionary of Architecture. Delhi: Isha Books, p. 110. ISBN 9788182051850
www.wikipedia.org