Subak Bali, Teknologi dan Spiritualitas Menanam Padi

Bali Memiliki sistem pertanian yang sangat purb dan masih diaplikasikan sampai saat ini. Sistem pertanian itu disebut Subak.

Jika kita berbicara tentang keindahan pulau Bali, tentu saja akan muncul berbagai macam opini. Sebagian orang akan berbicara tentang keindahan pantai-pantainya yang membentang dari pesisir barat hingga utara dan sebagian lagi mungkin akan berbicara tentang kebudayaan lokal yang sangat mengagumkan.
Dua opini tersebut sebenarnya hanyalah sebagian kecil dari berbagai macam opini. Munculnya berbagai opini tersebut tentunya merupakan hal yang sah-sah saja, karena sebuah keindahan memang dapat dilihat dari berbagai macam sudut pandang. Dari opini-opini tersebut mungkin tidak banyak yang memandang Subak sebagai salah satu hal terindah di Bali, karena Subak pada dasarnya hanyalah sebuah sistem Irigasi tradisional. Namun jangan salah, karena Subak ini berbeda dengan sistem irigasi tradisional di berbagai daerah lain di Nusantara.
Subak Bali
Subak sebenarnya bukan hanya sekedar sistem yang mengurus hal-hal teknis. Lebih dari itu, Subak pun berfungsi sebagai organisasi kemasyarakatan dalam bidang pertanian yang menyentuh sisi sosial dan religius. Sebuah Subak dipimpin oleh seorang pemuka adat yang disebut kelian. Pemimpin Subak ini bersifat sukarela, dengan kata lain, seseorang yang menjadi kelian, tidak akan menerima upah atau imbalan atas jasa-jasanya. Subak pun memiliki keanggotaan yang jelas, dan biasanya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok aktif dan pasif. Pembagian air dari sumber air bersama pun didasarkan pada kontribusi dari para anggota-anggotanya.
Selain itu, syarat terpenting dari sebuah Subak adalah berdirinya satu atau lebih pura Uluncarik atau Bedugul. Pura ini berfungsi sebagai tempat pemujaan kepada Dewi Sri sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa dalam hal kesuburan dan kemakmuran. Syarat inilah yang menjadi bukti bahwa Subak pun mengurus aspek keagamaan dari para petani. Kehadiran Subak sebenarnya ikut berperan dalam mempercantik wajah Bali yang elok dan mempesona. Tak terhitung jumlah terasering-terasering indah yang lahir dari organisasi nirlaba bernama Subak. Terasering-terasering di Tegalallang, Jatiluwih, Bebandem, dan Busungbiu adalah sebagian “anak kandung” Subak yang sudah dikenal oleh dunia internasional.
subak bali
Namun sayangnya, perkembangan zaman yang semakin modern, ternyata membawa tantangan yang cukup berat bagi Subak. Lahan pertanian yang semakin sempit akibat pembangunan dimana-mana, sistem irigasi modern yang ternyata menjadi salah satu faktor perusak lahan dan berkurangnya minat generasi muda untuk menjadi petani adalah beberapa dari sekian banyak tantangan yang harus dihadapi. Tentunya Bali sudah mempersiapkan berbagai rencana untuk tetap melestarikan Subak, karena dengan punahnya Subak, tentu saja Bali akan kehilangan salah satu aset penting, identitas dan keindahannya.(pj).
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya