Tiga Serangkai dan Warisannya pada Seni Rupa Indonesia Modern. (2)

poster tiga serangkai seni rupa

Tidak seperti tiga serangkai pada pergerakan politik indonesia, di mana tokoh-tokohnya saling bekerja sama secara kolektif. Pada dunia seni, Sudjojono, Basuki Abdullah maupun Affandi lebih banyak bekerja secara individual pada jalur berkesenian yang terpisah-pisah.

Seperti halnya seni yang selalu bekerja secara perlahan dan terbentuk oleh waktu. Begitu pun dampak dan pengaruh dari ketiga tokoh tersebut. Peranannya tidak semerta-merta timbul pada saat itu juga, namun butuh waktu hingga akhirnya dampaknya benar-benar terasa.
Sebenarnya seni modern sudah masuk ke Indonesia sejak abad ke-19. Ia masuk melalui para guru gambar Belanda yang datang untuk mengajar di Nusantara. Mereka datang sebagai pemenuh kebutuhan pendidikan para masyarakat elite Hindia Belanda kala itu.
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan masyarakat dan juga berlakunya politik etis. Maka institusi dan sistem pendidikan pada masa itu pun mengalami perkembangan. Pendidikan bukan hanya bisa dinikmati oleh para elite saja tetapi juga sudah perlahan menyebar di kalangan bumiputera. Pada masa itulah dasar-dasar seni modern mulai diletakkan dan disebarkan.
Pada masa itu, seni modern yang berupa pelajaran menggambar merupakan hal yang umum saja. Belum ada pengkhususan untuk mengarahkan siswa menjadi seniman atau perupa. Meskipun demikian, ada pengecualian terhadap beberapa orang yang memang dinilai memiliki bakat luar biasa. Salah satunya adalah Raden Saleh Bustaman. Yang tak lain merupakan perintis seni rupa modern Indonesia.
Tidak berhenti pada Raden Saleh saja, pada generasi berikutnya muncul pula tokoh-tokoh seperti R.A. Kardinah, Wakidi, R.M. Pirngadie dan Abdullah Suriosubroto. Nama yang terakhir, tak lain merupakan ayah kandung dari Basuki Abdullah. Meskipun tokoh-tokoh tersebut tidak begitu bersinar. Tidak dapat disangkal, bahwa bagaimanapun juga mereka adalah generasi awal seni rupa modern Indonesia.
Pasca periode Raden Saleh hingga menuju pertengahan abad ke-20. Seni modern hidup di masyarakat Hindia Belanda dalam bentuk Mooi Indie – Hindia Jelita. Suatu gaya seni lukis yang menampilkan eksotisme – kecantikan Hindia dalam sudut pandang barat – kebudayaan oksidental. Berkembangnya gaya ini juga tidak terlepas dari pengaruh para seniman dan pelukis Eropa yang datang dan menetap di Hindia Belanda.
Pada periode ini, banyak pelukis pribumi yang lahir dan menampilkan Mooi Indie pada karya-karyanya. Hal ini juga dipandang sebagai sebuah strategi dagang agar lukisan mereka cepat terjual. Basuki Abdullah adalah salah satunya. Dan bahkan satu-satunya pelukis pribumi dengan gaya Mooi Indie yang sinar kebintangannya sangat terang-benderang.

Sebelumnya

Selanjutnya

Sumber:
www.wikipedia.org
www.museumbasoekiabdullah.or.id
www.affandi.org
www.ssudjojonocenter.com
www.archive.ivaa-online.org
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya