Gerakan Seni Rupa di Abad 19

poster sejarah seni
Gerakan-gerakan seni rupa abad 19 menjadi sangat penting karena banyak mempengaruhi visual, sosial dan estetika dunia.
“Art Change, World Change”, itu lah istilah yang cocok untuk artikel ini. Sadar atau tidak sadar, visual yang disajikan di sekeliling kita selalu berubah-ubah mulai dari bentuk hingga warna. Salah satu penyumbang terbesar Perubahan-perubahan tersebut adalah seni rupa. Seni rupa sendiri telah mengalami perjalanan yang panjang. Eksplorasi bentuk dan gagasan selalu dilakukan oleh para pelaku seni yang membuat seni menjadi sangat dinamis. Eksplorasi tersebut banyak terjadi pada abad ke-19 yang ditandai dengan gerakan-gerakan seni yang muncul di Eropa maupun Asia.

Art Déc

Sociëteit Concordia nowadays became Gedung Merdeka
Gedung Merdeka yang pada masa kolonial Belanda memiliki nama Sociëteit Concordia.
Istilah Art Déco sendiri pertama kali muncul sebagai singkatan dari Art Décoratifs yang merupakan bagian kata dari tajuk sebuah pameran. “Exposition Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes – Pameran Internasional Seni dekoratif dan Industri Modern”. Pameran ini dihelat di kota Paris pada tahun 1925. Sementara istilah Art Décoratifs sendiri pertama kali muncul di tahun 1858. Istilah tersebut muncul di sebuah artikel yang diterbitkan oleh “Bulletin de la Société Française de Photographie”.
Pada masa itu, para kritikus berusaha menganalisis, menjabarkan dan mendefinisikan apa itu Art Déco.
Art Déco sendiri dianggap sebagai gejala yang unik pada seni ketika itu. André Vera, seorang pionir dalam gerakan ini, mengungkapkan dalam tulisannya “Le Nouveau Style” yang diterbitkan oleh jurnal “Art Décoratifs,” bahwa Art Déco dapat dipandang sebagai bentuk penolakan terhadap struktur visual Art Nouveau yang bersifat assimetris, piktorial dan polychrome – banyak warna. Art Déco sendiri lebih cenderung pada simplisitas – kesederhanaan dengan penekanan pada struktur-struktur yang bersifat simetris dan harmonis.
Aspek-aspek inilah yang menjadi ciri-ciri umum Art Déco, meskipun kemudian ciri-ciri tersebut berkembang menjadi lebih kompleks dan berwarna. Pendapat lain mengatakan bahwa Art Déco adalah bentuk reaksi sekaligus penerus Art Nouveau. Letak perbedaan keduanya ada pada kecenderungan Art Déco terhadap ciri-ciri visual yang terfragmentasi pada bentuk-bentuk dasar geometrik.
Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa Art Déco adalah simpulan visual dari Kubisme, Futurisme dan De Stilj. Maka dari itu Art Déco  dapat mudah diterima secara luas.  Gaya ini memang sangat menarik secara visual, tetapi sangat lemah pada teori dan wacananya.

Art Nouveau

Salah satu karya penting di periode Art Nouveau. gerakan seni rupa
The Kiss, Gustav Klimt, 1907-1908.
Art Nouveau berasal dari nama sebuah galeri milik Siegfried Bing. Ia menamai galerinya “La Maison de L’Art Nouveau” – “Rumah dari Seni Baru.” Di tahun 1895, Bing mengadakan pameran di galeri yang baru dibukanya itu dengan menampilkan sejumlah seniman, diantaranya, George Seurat, Paul Signac, Henri Toulouse-Lautrec, Louis Comfort Tiffany, Emille Gallé, René Lalique dan Aubrey Beardsley. Pameran itu bertujuan menampilkan karya-karya baru. Pameran inilah yang kelak dijadikan rujukan sebagai kelahiran Art Nouveau, karena karya-karya yang dipamerkan pada saat itu memang cenderung menampilkan gaya-gaya baru.
Sama seperti gerakan seni lainnya, Art Nouveau lahir sebagai respon akan gaya artistik yang mendominasi ketika itu. Ia merespon kekakuan gaya-gaya artistik yang lahir dari akademi-akademi seni.
Karakter-karakter yang ditampilkan Art Nouveau dianggap mengaburkan batas antara High Arts yang dianggap lebih luhur dan berkelas dengan Seni dekoratif dan fungsional. Dikotomi seni pada waktu itu memang sudah mengakar secara tradisi di Eropa. Berbagai gerakan atau gaya artistik yang muncul sebelumnya bahkan hanya mempertajam jurang itu. Oleh karena itu, tak heran jika kemudian Art Nouveau dipandang oleh para pemikir seni ketika itu sebagai gerakan revolusional yang berhasil menghilangkan sama sekali dikotomi tersebut.
Garis-garis organik dengan karakter lengkung yang khas, serta penggunaan obyek-obyek alam, seperti tangkai bunga, sulur-sulur tanaman, sayap-sayap serangga, menjadi elemen yang sering muncul pada Art Nouveau.

Art and Craft Movementsalah satu karya desain william morris yang mewakili gaya arts and crafts movement

Art and Craft Movement lahir dari keresahan seniman-seniman Inggris. Gerakan seni rupa ini merupakan respon atas dampak buruk revolusi industri pada kehidupan sosial dan estetik masyarakat Inggris ketika itu.
Para pemikir pada masa itu, mempercayai bahwa produksi massal yang ditawarkan Revolusi Industri telah membawa masyarakat pada bentuk dekadensi moral, taste– cita rasa, dan sisi personalitas. John Ruskin sebagai salah satu tokoh pemikir yang ikut mengkritisi kondisi tersebut, menawarkan sebuah gagasan tentang hubungan antara kesehatan sosial suatu bangsa dengan bagaimana cara barang-barang kebutuhan mereka diproduksi. Dengan kata lain, semakin berkualitas suatu barang – baik itu proses produksinya, material dan outputnya, maka akan sehat juga kondisi sosial suatu masyarakat atau bangsa.
William Morris, salah satu tokoh penting di Arts and Crafts Movement, mengungkapkan bahwa gerakan ini salah satunya memang bertujuan untuk membangkitkan kembali dunia kerajinan – handycraft dan aspek craftmanship pada para pengrajin dan masyarakat Inggris. Suatu aspek yang telah lama menguap seiring dengan laju gelombang mesin yang dibawa oleh Revolusi Industri.

Nihonga

Shimomura Kazan, 1915
Nihonga adalah salah satu bentuk seni lukis tradisional Jepang. Sebagai sebuah seni tradisi, Nihonga tentu saja terikat pada konvensi, tehnik dan material yang bersifat tradisional. Meskipun sudah berumur lebih dari ribuan tahun, Nihonga yang lahir dan berkembang di zaman Meiji ini sangat berbeda dengan Yamato-e, yang juga dikenal sebagai seni lukis tradisional Jepang.
Menurut sejarahnya, Nihonga dikembangkan menjadi sebuah gerakan seni rupa sebagai bentuk counter-culture terhadap seni lukis barat – Yoga yang cukup populer di kalangan masyarakat seni Jepang ketika itu.
Berkembangnya teknologi mesin cetak, kemajuan industri media massa dan terbukanya perdagangan internasional di sekitar abad ke 18 hingga ke 19 Masehi ternyata berpengaruh pada popularitas Nihonga di Eropa.
Pada masa itu, seni lukis asal Jepang tersebut diapresiasi dengan baik, bahkan hingga menjadi inspirasi beberapa seniman besar, seperti misalnya Vincent Van Gogh dan Aubrey Breadsley. Nihonga juga memberikan pengaruh terhadap gaya artistik seni yang berkembang di zaman itu, seperti Art and Crafts Movements dan Art Nouveau.
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya