Situs Tapak Yaksa : Sisi Misterius Sejarah Adiluhung Sunda di Balik Gemerlapnya Kota Bandung

Situs tapak yaksa

Legenda dan mitos di suatu daerah memang selalu menjadi misteri yang menarik untuk ditelusuri. Tak jarang pula legenda dan mitos meninggalkan banyak sekali pertanyaan, mulai dari asal mula, kebenaran ceritanya hingga tokoh-tokoh yang ada di baliknya. Legenda-legenda dan mitos tersebut biasanya beredar di masyarakat luas dalam bentuk cerita rakyat yang bersifat lisan, tetapi banyak juga yang memang tertulis dalam serat-serat atau naskah-naskah kuno, dan beberapa lagi memang meninggalkan artefak-artefak.

Kemesteriusan legenda dan mitos ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Nusantara, tak terkecuali di kota Bandung, Jawa Barat. Di balik gemerlapnya kota Bandung, ternyata kota ini memiliki banyak sekali legenda dan mitos yang belum tergali. Salah satunya adalah Situs Tapak Yaksa. Situs ini tepatnya berada di jalan Babakan Ciwaruga No. 6, Desa Cigugur, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Situs Tapak yaksa
Situs tapak yaksa di pinggir jalan
Jika dilihat dari namanya, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Tapak” dapat diartikan sebagai bekas jejak (bekas telapak) yang ditinggalkan. Sementara “Yaksa” adalah kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang dimaknai sebagai sejenis mahluk dalam mitologi Hindu yang berwujud setengah manusia dan setengah dewa. Seringkali nama “Yaksa” ini diasosiasikan dengan wujud raksasa. Bisa juga penamaan situs ini merujuk pada bentuk artefaknya yang menampilkan semacam tapak yang sangat besar di atas sebuah batu.
Dari sisi mitos, masyarakat juga mengaitkan situs ini dengan situs serupa lainnya yang berada di kawah gunung Tangkuban Perahu. Dan ada pula yang mengaitkannya dengan situs di daerah Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Di lini masa sejarah Sunda, ada juga yang mengaitkan situs Tapak Yaksa ini dengan situs Batu Tulis yang ada di Kota Bogor.
Jika memang ada kaitannya dengan situs Batu Tulis di Bogor, maka, bisa jadi ada kemungkinan usia situs Tapak Yaksa ini berada di rentang periode yang sama dengan situs Batu Tulis. Menurut situs sejarahbogor.com, situs atau prasasti Batu Tulis dibuat oleh Prabu Surawisesa di sekitar abad ke 16 Masehi. Berdasarkan keterangannya, situs ini dibangun oleh Prabu Surawisesa sebagai bentuk mengenang keagungan sang ayahanda, Sri Baduga Maharaja Ratu Haji.
Jika memang situs Tapak Yaksa ini memiliki kaitan kesejarahan dengan situs Batu Tulis di Bogor, maka bisa saja situs ini menjadi salah satu artefak dan bentuk dokumentasi yang dapat menambah perbendaharaan wawasan kesejarahan kita tentang kerajaan Sunda Galuh yang sempat mewarnai khasanah kejayaan Nusantara di masa kerajaan Hindu-Buddha. Selain itu, situs ini tentu saja seharusnya bisa membuka ruang-ruang penelitian yang lebih mendalam lagi tentang sejarah dan budaya Sunda yang adiluhung. (pj)
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya