Klasifikasi Dalam Fotografi

Berdasarkan Mirriam Webster, fotografi didefinisikan sebagai suatu seni atau proses produksi imaji dengan menggunakan radiasi energi terutama energi cahaya pada sebuah material sensitif cahaya, bisa berupa film maupun sensor optik. Istilah fotografi sendiri berasal dari bahasa Yunani, ‘photos’ yang berarti ‘cahaya’ dan ‘graphé’ yang berarti ‘garis atau gambar.’ Istilah ini kemudian banyak dimaknai sebagai proses ‘menggambar dengan cahaya.’

Fotografi itu sendiri kemudian merupakan hasil dari gabungan beragam penemuan-penemuan. Salah satu yang paling mempengaruhi adalah penemuan tentang tehnik camera obscura atau dapat diartikan sebagai ‘kamar gelap’ atau ‘ dark chamber.’ Banyak sumber kemudian mencatat bahwa camera obscura ditemukan oleh Aristoteles dan Euclid di saat yang berbeda pada abad ke 5 dan ke 4 sebelum masehi. Setelah itu berbagai penemuan untuk mendukung kelahiran fotografi pun muncul satu per satu di masa yang berbeda hingga pada akhirnya sejarah mencatat tahun 1839 sebagai tahun kelahiran fotografi.
Berbagai perkembangan terus dilakukan, dan fotografi pun menjadi salah satu praktik yang paling umum. Praktik fotografi pun kelak merambah ke berbagai bidang mulai dari sains, teknologi-industri, bisnis, seni, produksi film & video, hobi, berbagai tujuan rekreasional hingga sebagai media komunikasi massa.
Dengan berkembangnya praktik fotografi di segala bidang, maka fotografi kemudian terbagi menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan tujuan dan kegunannya. Secara umum ada tujuh klasifikasi besar dalam dunia fotografi.

Fotografi Amatir

Fotografi amatir adalah bidang umum dan paling besar pengikutnya di dunia. Jenis praktik fotografi ini umumnya tidak berorientasi pada profit, tetapi lebih pada tujuan rekreasional, hobi, hasrat – passion dan kesenangan. Meskipun disebut amatir, namun keahlian dan hasil foto yang ditampilkan oleh para fotografer di jenis ini dapat disandingkan dengan para fotografer professional. Obyek fotonya sangat beragam, mulai dari human interest, landscape, aerial, dokumenter, food, arsitektur dan banyak lainnya. Seorang fotografi amatir tidak harus memilih spesialisasi obyek fotografinya, sebaliknya mereka sangat dibebaskan mengambil dan memotret apa pun yang mereka sukai.
Jenis praktik fotografi ini awalnya berkembang di akhir abad ke-19 masehi, seiring dengan diproduksinya kamera compact yang kecil dan mudah dibawa ke mana-mana. Di hari ini, jenis ini semakin berkembang pesat terutama karena perkembangan teknologi smartphone dan penggunaan platform digital media sosial yang semakin mendunia. Bahkan di era digital sekarang ini, seseorang tidak lagi harus memiliki peralatan kamera lengkap untuk dapat menghasilkan foto yang bagus.

Fotografi Komersial

Jenis praktik fotografi ini berbanding terbalik dengan praktk fotografi amatir. Berdasarkan nama klasifikasinya, praktik fotografi ini sangat berorientasi pada profit. Dengan kata lain, seorang fotografi komersial bertujuan untuk mendapat bayaran dari hasil fotonya atau dari jasanya sebagai seorang fotografer. Hal ini yang kemudian akan menjadi pembeda dari praktik fotografi dalam konteks seni.
Seorang fotografer komersil akan mendapat bayaran atas foto yang ia hasilkan berdasarkan pesanan atau keinginan kliennya. Secara umum, seorang fotografer komersial bukanlah menjual hasil foto yang dibuat atas keinginan pribadinya, melainkan keinginan klien. Dengan kata lain, praktik fotografi ini lebih banyak menekankan pada jual-beli jasa fotografer.
Praktik fotografi jenis ini mendorong para fotografer yang bergerak di dalamnya untuk mengambil spesialisasi terhadap subject matter-nya. Hal ini dilakukan agar si fotografer memiliki nilai jual lebih di hadapan para calon kliennya. Semakin ahli seseorang pada bidang tertentu, maka nilai jualnya pun akan semakin bertambah. Oleh karena itu, di dalam praktik fotografi komersial pun ada beberapa sub kelas yang umum.
1. Fotografi Periklanan – Advertising
klasifiasi dalam fotografi advertising fotografi
Contoh still life advertising photography
Praktik fotografi ini lebih banyak menampilkan ilustrasi dari produk atau jasa dengan tujuan untuk mempromosikannya. Bentuk dari fotografi jenis ini bisa sangat beragam, mulai dari fotografi tunggal, melibatkan rumah produksi hingga desainer grafis yang memang bertugas untuk membuat iklan dari produk atau jasa.
Subject matter dari fotografi ini memiliki jangkauan yang sangat luas, mulai dari portrait, still life, landscape, aerial, fashion photography hingga food photography dan banyak lainnya sesuai dengan kebutuhan produk atau jasa yang akan dipromosikan.
2. Fotografi Panggung – Stage Photography
Praktik fotografi ini menekankan pada aspek pencitraan tokoh atau public figure pada ‘panggung’ pekerjaannya, baik itu berprofesi sebagai musisi, tokoh politik, entertainer, motivator dan banyak lainnya. Fotografer pada jenis praktik ini biasanya menjadi fotografer official untuk tokoh yang mempekerjakannya. Banyak tokoh-tokoh yang kemudian menjadikan hasil fotonya menjadi official merchandise untuk kemudian diperjualbelikan.
3. Fotografi Dokumenter – Documentary Photography
Fotografi dokumenter pada dasarnya merupakan perkembangan lanjutan dari fungsi fotografi sebagai alat dokumentasi. Jenis fotografi ini harus menampilkan fakta sebenarnya tanpa dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi. Oleh karena itu, cakupan dan irisannya ke berbagai bidang sangatlah luas. Fotografi dokumenter paling banyak digunakan pada bidang jurnalistik. Dan pada bidang ini pula jenis praktik ini terus berkembang dan melahirkan banyak fotografer ternama kelas dunia.
Dengan karakternya yang bersifat mendokumentasikan, jenis praktik ini juga terlihat pada banyak bidang lain. Misalnya saja Coorporate Photography yang menekankan pada profil perusahaan hingga wedding & pre wedding photography yang sedang marak dalam beberapa dekade ini.
4. Fotografi Studio
Jenis praktik fotografi ini adalah yang paling umum diantara yang lainnya. Praktik jenis ini lebih banyak melayani kebutuha pribadi klien, untuk foto pribadi sebagai kelengkapan berbagai kebutuhan administratif, dokumentasi keluarga, momen-momen tertentu dan banyak lainnya. Praktik fotografi ini lebih banyak dilakukan di dalam studio, di mana di studio tersebut terdapat berbagai kelengkapan fotografi, jasa pemotretannya, jasa editing dan pencetakan foto-fotonya.
5. Fotografi pernikahan & pra-nikah – Wedding & Prewedding Photography
foto by: @andaraphoto
Praktik fotografi ini adalah jenis fotografi komersial yang paling populer sepanjang abad 21. Bisa dikatakan hari ini, fotografi komersial melekat dengan praktik foto pernikahan dan pra nikah. Banyak fotografer-fotografer amatir ketika ingin menjadi komersial akan memilih jenis bidang ini sebagai batu loncatannya. Di berbagai negara jenis praktik fotografi ini sangatlah menjamur dan sudah menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dari sebuah acara atau seremoni pernikahan.

Fotografi Jurnalistik- Photojournalism

Fotografi jurnalistik pada dasarnya tergolong pada fotografi komersial, namun seiring dengan berkembangnya media massa terutama media cetak di abad ke 20, Foto jurnalistik menjadi sangat populer dan digemari oleh para fotografer. Bahkan ada semacam status yang tinggi di antara kalangan fotografer ketika itu jika sudah menyandang profesi sebagai jurnalis foto.
Dengan perkembangan media massa yang begitu massif, maka foto jurnalistik kemudian memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan sejarah fotografi secara global. Banyak tokoh-tokoh besar fotografer yang lahir dari praktik fotografi jenis ini. Akhirnya dalam perkembangannya, fotojurnalistik melahirkan lagi sub-sub kategori berdasarkan pada subyek peliputannya.
Foto jurnalistik pada dasarnya merupakan perkembangan dari jenis fotografi dokumenter. Sifat dan karakternya tetap sama yaitu mendokumentasikan sesuatu, menyampaikan fakta dan realita sebenar-benarnya menjadi sebuah berita atau informasi yang dapat dikonsumsi oleh khalayak ramai.

Fotografi sebagai medium seni – Photography as medium of Art.

Amazon by: Andreas Gursky
Dalam perjalanan panjang sejarahnya, fotografi selalu berusaha untuk diakui sebagai salah satu bentuk medium artistik seni. Hal ini juga tidak terlepas dari faktor bahwa di awal kelahirannya, fotografi lebih banyak dimanfaatkan oleh para pelukis sebagai alat bantu dalam berkarya. Selanjutnya, beberapa pelukis kemudian menganggap bahwa fotografi pun layak dianggap sebagai salah satu bentuk medium seni. Oleh karena itu, mereka kemudian berupaya untuk membuat sedemikian rupa agar foto yang mereka hasilkan dapat menyamai aspek-aspek formal seni lukis. Kelak kecenderungan praktik fotografi ini dikenal sebagai gerakan pictorialisme.
Di abad ke-20 masehi, melalui berbagai perjuangan, akhirnya fotografi yang pada waktu itu digawangi oleh Alfred Stieglitz, Edward Weston, Edward Steichen dan lain-lain diakui sebagai salah satu medium artistik seni. Dan pengakuan ini terus berlanjut hingga hari ini.
Salah satu karya foto Piktorialisme
Praktik fotografi sebagai medium artistik seni pada dasarnya tidak mengkhususkan pada satu atau beberapa jenis gaya fotografi tertentu. Fotografi seni dapat mengambil berbagai hal dalam dunia fotografi itu sendiri untuk kepentingannya. Hal yang kemudian membedakan antara fotografi seni dan yang lainnya adalah tujuan. Jika fotografi lainnya lebih banyak menawarkan komersialisasi pada aspek jasa fotografernya, lain halnya dengan fotografi seni yang lebih cenderung meletakkan aspek komersial pada hasil cetak fotonya. Tujuan akhirnya bisa berbentuk komersial dan tetapi bisa juga tidak.
Salah satu hal penting yang membedakan antara fotografi seni dan jenis praktik fotografi lainnya adalah subject matter yang diangkatnya. Pada jenis praktik fotografi komersil, subject matter akan ditentukan oleh klien, atau setidaknya hasil rembukan antara fotografer dengan kliennya. Sementara subject matter pada fotografi seni seratus persen ditentukan oleh fotografer atau senimannya. Kecenderungan ini sebenarnya lebih dekat dengan para fotografer amatir. Meskipun demikian ada hal fundamental yang membedakan subject matter antara dua jenis praktik fotografi tersebut.
Fotografi seni akan cenderung mengangkat subject matter berdasarkan persoalan atau permasalahan yang ditemukan atau dikonstruksikan oleh si fotografer atau senimannya. Hasil dari konstruksi permasalahan tersebut kemudian dieksekusi oleh para fotografer atau senimannya melalui medium fotografi. Sementara di sisi lain, subject matter yang cenderung diangkat oleh para fotografer amatir umumnya bersumber dari keindahan yang mereka temukan, tanpa harus mengangkat sebuah persoalan pada karya foto yang mereka hasilkan.

Jenis Fotografi lainnya

Selain ke-empat jenis praktik fotografi yang sudah disebutkan di atas, fotografi pun digunakan pada bidang-bidang lainnya. Fotografi dalam hal ini tidak berdiri sebagai karya fotografi itu sendiri, melainkan sebagai alat bantu atau alat dukung dari suatu bidang pekerjaan. Dalam bidang sains dan teknologi, fotografi digunakan sebagai salah satu alat dukung untuk penelitian, begitu juga misalnya pada bidang hukum, di mana fotografi bisa digunakan sebagai salah satu alat bukti pendukung.
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel lainnya